Product











Hubungi Marketing Kami di :Contact Us

  1. 08123040452 : Yudi

  2. 081385168390 : Yuni

  3. 081804927510 : Didi

  4. admin@freshnatural-tirtabumindo.com

  5. airminumfresh

  6. @airminumfresh

  7. PIN BB : 74D3BAEB

Baca selanjutnya untuk :

Pilih Air Minum Kemasan atau Isi Ulang?


Terserah Anda, mau pilih air minum yang mana. Yang jelas, harga air minum isi ulang jauh lebih murah, meski standar kesehatannya tak seketat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Masing-masing tentu memiliki keunggulan dan kekurangan.

Air Kemasan

Kelebihan: •Kualitas air terjamin, tapi semuanya tergantung bagaimana konsumen memilih, terutama mengenai tempat membelinya. •Kontrol kualitasnya ketat, sehingga kemungkinan terkontaminasi bakteri yang merugikan relatif minim. •Mudah didapat.

Kelemahan: •Relatif mahal bagi kalangan masyarakat tertentu. •Dalam kasus tertentu terjadi kontaminasi bakteri merugikan karena proses distribusi yang tidak baik.

Air Isi Ulang

Kelebihan: •Relatif murah, sepertiga harga AMDK. •Mudah didapat. •Meski tidak semuanya, kualitas air sudah memenuhi standar Departemen Kesehatan. Ini tergantung kualitas mesin, sanitasi, dan bahan baku airnya.

Kelemahan: •Lemahnya pengawasan dan pembinaan membuat mutu air cenderung labil (tidak konsisten). •Terjadinya salah produksi relatif tinggi, terutama menyangkut pemilihan bahan baku, sanitasi, dan pemilihan alat. Semua itu bisa mempengaruhi kualitas air. •Tidak ada aturan yang jelas tentang jasa layanan depo isi ulang menyangkut kualitas produksi, sehingga tidak ada perlindungan hukum secara khusus terhadap konsumen jika terjadi kasus yang tidak diinginkan. •Proses pengemasannya hanya mengandalkan teknologi sederhana yang seringkali menjadi penyebab terkontaminasinya air oleh bakteri. Sumber: berbagai sumber (konsumen, Depkes, Badan POM, dan pelaku usaha depo air minum)

Kiat Memilih Air Kemasan •Pilih tempat penjualannya. Jangan membeli di sembarang tempat. Kemasan hebat dan harga supermahal bukanlah jaminan. •Cermati labelnya, apakah tercantum alamat produsen, komposisi, proses yang dipakai untuk sterilisasi, juga petunjuk penyimpanan? •Cek keutuhan segelnya. •Cek kualitas air secara fisik, yakni dari kejernihan, bau, serta warnanya. •Untuk memastikannya, bisa melakukan uji kimiawi di laboratorium.@

Air Isi Ulang:

Sumber Baku Tercemar •Ketua Tim Peneliti IPB, Dr. Suprihatin, menjelaskan bahwa sampel air minum di depo isi ulang yang diteliti di 10 kota besar Indonesia diketahui tercemar bakteri coliform. Jenis bakteri ini tidak secara langsung menimbulkan penyakit, tapi kehadirannya menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri ini, risiko kehadiran bakteri patogen lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akan semakin tinggi pula. Keberadaan bakteri tersebut menurutnya bisa disebabkan oleh beberapa hal. Mungkin karena sumber air bakunya tercemar atau pemaparan radiasi dengan sinar ultraviolet kurang memadai, sehingga bakteri tidak terbasmi selama penyinaran. Mutu peralatan yang digunakan para pengusaha juga bervariasi dan tidak semua memenuhi standar produk. Sementara itu, hasil pengujian laboratorium yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atas kualitas air minum di sejumlah depo isi ulang menunjukkan adanya cemaran mikroba dan logam berat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.907/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, pengawasan mutu air pada depo air minum menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan kabupaten atau kota. Namun, sebagai upaya perlindungan kepada masyarakat, BPOM melakukan pengambilan contoh dan pengujian laboratorium terhadap mutu air di 95 depo di lima kota. Sebanyak 29 depo di Jakarta dan sekitarnya, 9 depo di Medan, 20 di Bandung, 14 di Semarang, dan 23 di Surabaya. Fokus pemeriksaan itu pada sumber air baku, proses sterilisasi, dan pengambilan contoh produk untuk diuji di laboratorium. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan, Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc, menambahkan bahwa sebagian besar air baku berasal dari sumber mata air yang diangkut dengan tangki (78 depo), air PAM (10), dan air tanah (7). Proses sterilisasi untuk mengolahnya menggunakan sinar ultraviolet/UV (53 depo), ozon (2), UV dan ozon (28), UV, ozon, dan osmosis balik (1), serta cara lain (11). Hasilnya, 76 depo memenuhi syarat mutu, sedangkan 19 lainnya tidak memenuhi syarat karena mengandung mikroba. Bahkan sembilan di antaranya tercemar logam berat (kadmium) melebihi batas yang diperbolehkan.

Dianggap Masalah •Berdasarkan pantauan SENIOR, kebanyakan konsumen tidak begitu peduli dengan hasil penelitian tersebut. Rudi, pengemudi angkutan kota di terminal Pasar Minggu, mengaku lebih memilih air minum isi ulang dibandingkan dengan air kemasan bermerek dengan alasan lebih murah. “Selama ini memang tidak ada persoalan. Terus terang, saya tidak tahu hasil penelitian itu. Tapi, jika airnya memang bersih dan layak dikonsumsi tentu tidak ada masalah,” ujarnya. Meski begitu, sebagian konsumen mengharapkan kepedulian pemerintah maupun pengusaha depo isi ulang untuk memperhatikan mutu kualitas bahan baku air serta peralatan yang digunakan. Jamilah misalnya, mengaku dalam seminggu tak kurang dari tiga galon (@ 19 liter) air isi ulang itu dihabiskan untuk keperluan keluarga dan warung makannya. “Saya hanya lihat tempatnya. Kalau memang bersih, kemungkinan airnya juga bersih. Kalaupun tanya, paling sumber airnya. Kebanyakan dari PDAM dan air tanah,” tambahnya. Sebagian pemilik depo air isi ulang justru mempertanyakan kepedulian pemerintah dan instansi terkait untuk selalu memberikan pembinaan dan pengawasan. Beberapa pemilik depo berpendapat, selama ini pemerintah justru menanggapi keberadaan depo itu sebagai masalah. Padahal, menurut mereka, masyarakat sebagai konsumen sangat terbantu dengan keberadaan depo isi ulang. “Kami ini ibarat orang menjual kepercayaan, sekali tidak dipercaya habislah usaha. Karena itu, saya selalu menjaga bahan baku dan perawatan peralatan. Lebih dari itu, pemerintah juga harus selalu mengawasi pengusaha depo yang tidak benar, agar kami tidak ikut dirugikan,” ujar Sumarno pemilik depo air di Pejaten, Jakarta Selatan.

Kompas.com
Powered by Blogger.